INDIMUS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

INDIMUS

KOMUNITAS INDIGO MUSLIM yang mewadahi diskusi pengenalan INDIGO bukan hanya melalui penelitian modern tetapi juga dari sudut pandang ISLAM
 
IndeksGalleryLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
RADIO DAKWAH
Latest topics
» aku indigo bukan ya?
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeTue Nov 27, 2012 3:29 pm by mazwar.azisabd

» assalamu alaikum
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeTue Nov 27, 2012 2:54 pm by mazwar.azisabd

» SESUNGGUHNYA ALLAH TA’ALA ITU BERADA DI ATAS ‘ARSY-NYA YANG LOKASINYA TERLETAK DI ATAP ALAM SEMESTA
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeTue Nov 27, 2012 2:48 pm by mazwar.azisabd

» Pengobatan Alternatif: Antara Syirik dan Syariah
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeThu Sep 06, 2012 10:23 am by rarasati

» salam kenal
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeSat Aug 25, 2012 7:58 am by uteute

» KOMPOSISI, PROSES PEMBUATAN & KEHALALAN VAKSIN
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeSat Aug 11, 2012 3:23 pm by Admin

» IBU JANGAN BAWA AKU KE NERAKA
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeFri Aug 10, 2012 4:33 pm by rarasati

» curahtku tentang indimus
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeMon Jul 09, 2012 4:15 am by rarasati

» BENARKAH ADA INDIGO YANG BERASAL DARI KERAJAAN LAUT SELATAN DAN UTARA?
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeSun Jul 01, 2012 3:18 pm by Admin

» INDIGO SALAHKAH?
TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeSun Jul 01, 2012 2:52 pm by Admin

Affiliates
free forum

Pencarian
 
 

Display results as :
 
Rechercher Advanced Search

 

 TIGA MASA (IBU JUGA)

Go down 
PengirimMessage
Admin
Admin
Admin


Jumlah posting : 34
Join date : 10.01.11

TIGA MASA (IBU JUGA) Empty
PostSubyek: TIGA MASA (IBU JUGA)   TIGA MASA (IBU JUGA) Icon_minitimeMon Jun 18, 2012 4:22 pm

Bism Allah,



Menyaksikan seorang anak lelaki memperlakukan seorang perempuan kedua dalam pernikahan ayahnya dengan penuh hormat dan kasih sayang, membawa ingatan seorang perempuan jauh lebih 35 tahun ke belakang...ah...tidak...lebih jauh lagi. Sejauh ia bisa mengingat. Di masa kanak-kanak yang ia habiskan di sebuah rumah besar berlantai dua, yang diisi oleh dua perempuan paruh baya dan sekian banyak anak-anak kecil.



Ia lahir di tengah sebuah keluarga besar. Sejak detik pertama ia menghirup udara di luar rahim ibunya, ia sudah menghirup aroma poligini. Kakeknya, seorang dokter ternama di kota kecil itu. Beristri 3. Seorang guru, seorang mantan penari kraton dan seorang politisi di jaman itu.



Di usianya yang belum genap 5 tahun, belum bisa memaknai apa artinya memiliki 3 istri bagi seorang laki-laki, ia hanya tau ketiga neneknya mengasihinya tanpa pilih-pilih. Meskipun kemudian ia dirawat dan dibesarkan dengan penuh cinta oleh nenek kedua yang menyertai ibu pindah ke ibu kota sementara nenek pertama memilih tinggal di kota kelahirannya, ia sendiri lahir dari garis istri pertama kakek. Ibunya adalah putri keempat istri pertama kakek. Ia hanya tahu, semua perempuan paruh baya di keluarga itu, ia panggil nenek. Semua menyenangkan, penuh cinta.



Masa-masa kecil ia lalui penuh keindahan. Berlarian di halaman rumah yang luas, naik turun tangga, bersembunyi di balik lemari, melewati malam-malam (terkadang) mati lampu lalu bermain dengan bayang-bayang di dinding beranda disinari lampu mobil yang lalu lalang, jalan pagi menelusuri jalan berpagar pohon-pohon mahoni dan kembang tanjung bersama nenek kedua, menemani nenek kedua ke pasar lalu dijajani cenil, shalat tarawih di rumah nenek ketiga, menimati malam-malam sebelum tidur dibacakan kisah-kisah negeri seberang oleh nenek pertama, menyantap masakan lezat hasil tangan nenek kedua bersama seluruh keluarga, termasuk semua istri-istri kakek. Rasanya tak ada masa kecil seindah itu, untuk sebuah keluarga poligini.



Beranjak dewasa, ia kembali dihadapkan pada lingkungan poligini. Meski tak seindah masa kecilnya, ketika ayahnya memutuskan menikahi istri kedua dan ditentang keras oleh seluruh keluarga, naluri membawanya tetap dekat pada istri kedua ayahnya. Menghormati perempuan itu selayaknya ia menghormati ibunya sendiri. Bukan hal mudah memperlakukan perempuan kedua dalam kehidupan ayah di tengah cercaaan dan tuduhan berkhianat pada ibu kandung sendiri, tapi ikatan sudah disimpul, perempuan kedua itu sudah menjadi ibunya (juga). Ia berhak dihormati, diperlakukan layaknya seorang ibu meski perempuan itu datang dalam kehidupannya dari jalur yang berbeda. Ibu adalah ibu. Ia banyak melewati waktu bersama istri kedua ayah seperti anak pada ibu kandungnya sendiri, walau dalam diam teriris hatinya menerima semua tuduhan khianat.



Tahun berganti tahun. Allah ternyata tak berhenti meletakkan perempuan ini dalam aroma keluarga poligini. Mungkin sudah begitu Allah tuliskan dalam Buku BesarNYA. Perempuan ini kemudian menikah, dengan seorang lelaki beristri. Kenyang berbekal pengalaman hidup yang panjang apalagi hari-hari penuh luka cacian ketika ia memilih memperlakukan perempuan kedua dalam pernikahan ayahnya dengan penghormatan yang layak, ia tak banyak berharap memperoleh perlakuan baik-baik. Ia cuma berharap bisa melewatkan waktu bersama lelaki yang dicintainya meski harus berbagi.



Apa yang ia dapat sungguh jauh jauh jauh melebihi harapannya. Ia memperoleh semua haknya dan penghormatan setara dengan istri pertama suaminya, bukan hanya oleh suaminya dan istri pertamanya, tetapi juga oleh anak-anak mereka, keluarga besar mereka, teman dan kerabat.



Mungkin ini buah perlakuannya pada ibu keduanya.



Hanya Allah yang tahu.



---***---



Dikisahkan oleh seorang ummahat untuk Serba Serbi RTT dengan judul IBU (juga).
bounce bounce bounce bounce bounce
Kembali Ke Atas Go down
https://indimus.indonesianforum.net
 
TIGA MASA (IBU JUGA)
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Tiga Bulan Tak Sanggup Memandang Suami

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
INDIMUS :: Dien Islam :: Kisah Teladan-
Navigasi: