Nabi kita Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إني لم أومر أن أنقب عن قلوب الناس ولا أن أشق بطونهم
“Sesungguhnya aku tidak diperintahan untuk menyelidiki tentang hati manusia dan tidak pula menyibak batin mereka.”
Beliau juga berkata kepada Usâmah yang membunuh seorang lelaki (ketika perang) setelah lelaki itu mengucapkan syahadat Lâ Ilâha illallôh :
كيف قتلته بعد أن قال لا إله إلا الله
“Bagaimana kamu bisa membunuhnya setelah dia mengucapkan Lâ Ilâha illallôh?”
Usâmah menjawab : “Sesungguhnya dia hanya ingin melindungi diri (supaya tidak dibunuh).”
Lantas Nabi menjawab :
فهلا شققت عن قلبه
“Apakah kamu telah membelah dadanya?”
Demikian pula di dalam hadits Miqdâd yang semisal, di dalam kisahnya turun firman Alloh Ta’âlâ :
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَىٰ إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu: “Kamu bukan seorang mu’min”, dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia.” (QS an-Nisâ : 94)
‘Umar bin al-Khaththâb berkata :
من أظهر لنا خيراً أجبناه وواليناه عليه ، وإن كانت سريرته بخلاف ذلك ، ومن أظهر لنا شراً أبغضناه عليه وإن زعم أن سريرته صالحة
“Barangsiapa yang menampakkan kebaikan di hadapan kita, maka akan kita sambut dan kita berikan dia loyalitas, walaupun batinnya menyatakan lain. Dan barangsiapa yang menampakkan keburukan di hadapan kita, maka kita akan membencinya walaupun dia mengira bahwa batinnya baik.”